Sunday 21 August 2016

Mengabdi 20 Tahun di BTel, Sri Pasrah Pesangon Dicicil

Mengabdi 20 tahun bukan jadi jaminan menerima tunjangan PHK tepat waktu. Kejadian ini dialami Sri Langgeng, mantan karyawan Bakrie Telecom (Btel).

Mengabdi 20 Tahun di BTel, Sri Pasrah Pesangon Dicicil

Sri bergabung dengan BTel mulai 1995 silam. Sebelum dipensiunkan dini pada Desember 2015, ia bekerja di bagian Customer Lifecycle Management.

Kepada detikINET, Sri menuturkan dirinya sudah ikhlas menerima kesepakatan pihak BTel membayar tunjangan pensiun dininya yang dibayarkan dengan cara dicicil selama 12 bulan.

Tapi Sri tak menyangka pihak BTel begitu tega mencederai kesepakatan tersebut. Pembayaran yang seharusnya dibayarkan tepat waktu, malah sering kali molor.

"Mana ada tunjangan PHK dicicil. Tapi kami berbesar hati menerimanya. Tapi baru cicilan ketiga mogok," kata Sri.

Cicilan bulan Maret diterimanya pada bulan April. Parahnya cicilan April baru didapatnya jelan lebaran kemarin.

"Itu pun (cicilan April) saya terimanya dua kali pembayaran," ujar Sri geram.

Kondisi ini dirasa Sri menyulitkan baginya dan rekan-rekannya. Terlebih mereka yang sudah memasuki usia di atas 40 tahun. Di mana usia tersebut cukup sulit untuk mencari pekerjaan baru.

"Kami berharap dengan adanya uang pesangon ini bisa digunakan untuk modal usaha," kata wanita yang mengenakan jilbab ini.
Mantan Karyawan Bakrie Telecom yang berdemo.

Senada dengan Sri, Roni Krisnawa yang dulunya di bagian IT juga merasa kecewa sekaligus geram dengan tindakan manajemen BTel.

Diceritakannya sudah setahun dirinya dan sejumlah rekan hanya menerima gaji pokok. Itu pun terkadang telat dibayarkan.

"Harusnya setiap tanggal 27, tapi terkadang molor hingga 2 minggu hingga sebulan," cerita Roni.

Ketika perusahaan menawari pensiun dini, ia pun mengambilnya karena dipikirnya menjadi pilihan terbaik melihat kondisi BTel kala itu. Ia pun dijanjikan hal yang sama dengan Sri.

"Jujur saja tabungan kami lama kelamaan habis. Kami harus berpikir untuk menghidupi keluarga. Ketika ada opsi pensiun dini, sepertinya itu yang terbaik untuk saya," ungkap pria berkacamata itu.

Tapi Roni tidak menyangka tunjangan yang dijanjikan tak tepat waktu dibayarkan. Inilah yang membuat dirinya ikut turun dalam aksi demo bersama rekan-rekan sesama mantan karyawan BTel.

"Kasihan sama yang usianya sudah tidak produktif. Mau nyari kerja pastinya susah. Walaupun saya masih produktif, tapi saya punya janji dengan Tuhan untuk menghidupi keluarga dengan layak. Itulah kenapa kami di sini berjuang," papar pria yang telah bekerja 8 tahun di BTel ini.

Baik Sri maupun Roni berharap pihak BTel menepati janji yang telah disepakati Desember 2015. Uang tunjangan bulan Mei hingga Juli dapat dibayarkan segera dan pembayaran bulan selanjutnya dibayarkan tepat waktu. (afr/ash)

No comments:

Post a Comment