Wednesday 31 August 2016

Eks Karyawan Bakrie Telecom Berdemo Minta Pesangon

Eks karyawan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) berunjuk rasa di depan Wisma Bakrie, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Sekitar 50 orang eks karyawan menuntut uang pesangon dibayarkan tepat waktu sesuai kesepakatan dengan direksi.

Eks Karyawan Bakrie Telecom Berdemo Minta Pesangon

Unjuk rasa dimulai sekitar pukul 10.15 WIB. Para eks karyawan memakai ikat kepala bewarna merah, dan membawa beberapa poster bertuliskan 'Bayar Pesangon Kami Tepat Waktu', 'Keringat dan air mata kami sudah mengering, segera bayar hak kami sesuai perjanjian yang sudah kami sepakati bersama' #Bakrietelecomayobayar.

"Kami minta kepada Bakrie Telecom, untuk segera melakukan kewajibannya melakukan pembayaran sebagaimana telah disepakati secara tertulis antara manajemen dengan eks karyawan. Cicilan yang Anda janjikan adalah hak kami dan kewajiban Anda," kata Kordinator Aksi Dian Hendra, di lokasi, Selasa (17/8/2016).

Ia menyebut, sebelumnya pada bulan November-Desember 2015, sekitar 400 karyawan Bakrie Telecom di PHK dan telah menyepakati pesangon PHK dibayar dicicil selama setahun. Pesangon tersebut dibayar sesuai dengan lamanya bekerja dan kinerja.




un, saat cicilan berlangsung, cicilan pesangon tidak lancar dibayarkan. Seharusnya, dalam perjanjian pesangon PHK dibayar setiap akhir bulan, tetapi pada saat membayar cicilan keempat, bulan April, mulai tersendat.

"Kalau karyawan yang di PHK akan dibayar secara cicilan kita sepakat, tapi tidak ada komitmen sama sekali karena pembayaran pesangon tidak tepat waktu. Waktu cicilan pertama bulan Januari lancar, tapi cicilan kedua mulai telat sekian hari, cicilan ketiga telat hampir 1 bulan. Bulan keempat, bulan April telat malah dibayar 45% dibayar di awal Juni yang 55% dibayar seminggu sebelum lebaran, jadi ada cicilan di dalam cicilan," ujar Hendra.

Ia menyebut, saat menandatangani PHK, gaji bulan November dan Desember 2015 belum dibayarkan dan dijanjikan akan dibayar bulan Januari 2016 berbarengan dengan cicilan pertama.




Namun, saat bulan Januari 2016 juga belum dibayarkan gaji bulan Desember 2015, sehingga sebagian dari massa mengajukan somasi. Akan tetapi, sebagian eks karyawan yang mengajukan somasi tidak dibayarkan gajinya, sementara yang lainnya dibayarkan beberapa minggu setelah bertemu direksi. Namun, akhirnya direksi meminta somasi dicabut bila ingin pesangon dibayar.

"Waktu bulan Februari ketemu direksi karena pesangon bulan Desember belum dibayar, kita minta gaji Desember yang katanya mau dibayar bulan pertama enggak ada. Saat itu, direksi mengatakan, kami akan bayar mungkin di bulan Februari, waktu Maret awal, kita tanya lagi direksi, tapi belum dibayarkan. Ya kita kasih somasi tidak beberapa lama seminggu sebagian teman dibayar, tapi yang tidak ikut somasi itu. Manajemen bilang cabut somasi baru setelah itu kita dibayar itu cicilan kedua. Akhirnya cicilan bulan Desember dan Februari dibayar awal Maret. April dibayar awal Juni dan akhir Juni. Bulan Mei, Juni, Juli belum diterima pesangon," jelas dia.

Lalin Arah Menteng Dialihkan Sementara

Akibat demo eks karyawan Bakrie Telecom, jalan arteri dari Jl Karet Karya II ke arah HR Rasuna Said yang menuju Menteng dialihkan sementara.

Pantauan detikFinance, pukul 11.30 WIB, lalu lintas di depan Wisma Bakrie jalan HR Rasuna Said ramai lancar. Sementara itu, lalu lintas dari arah Jl Karet Karya II ke arah HR Rasuna Said menuju Menteng dialihkan melewati jalan RS Mata Aini.

Salah satu mobil patwal polisi Polsek Setiabudi menutup jalan yang menghubungi pertigaan jalan Karet Karya II, RS Mata Aini dan HR Rasuna Said. Petugas kepolisian menyebut, pengalihan lalu lintas dilakukan sementara.




"Dialihkan sementara sambil nunggu kegiatan unjuk rasa selesai," ujar kanit Sabhara Polsek Setiabudi Kompol Budi Cahyono di Wisma Bakrie, Jakarta Selatan, Selasa (16/8/2016).

Untuk mengamankan unjuk rasa, petugas mengerahkan 118 personel satuan Sabhara yang tergabung dari Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Selatan, Polsek Setia Budi. Bila terjadi kepadatan lalu lintas, Budi menyebut sudah ada langkah antisipasi.

No comments:

Post a Comment